Minggu, 03 Oktober 2010

liverpool

- Akibat hanya meraih enam poin sejauh ini, posisi Liverpool terpuruk di urutan 18. Roy Hodgson pun dikritik, kendati dia kemudian membela diri.

Dari enam pertandingan yang sudah dilalui, The Reds hanya mampu meraih satu kemenangan, yakni ketika menundukkan West Bromwich Albion 1-0. Lima laga lainnya berakhir dengan tiga hasil imbang dan dua kekalahan.

Metode kepelatihan Hodgson, yang sudah malang melintang melatih berbagai klub dan tim nasional sejak 1976, dipertanyakan. Taktik pria yang pernah menangani Inter Milan dan Fulham ini disebut usang. Wajar kalau kemudian ia sedikit terganggu.

Pelatih berusia 63 tahun ini pun melakukan pembelaan sekaligus mengeluhkan kritik tersebut.

"Seperti celaan ketika mengatakan, karena pindah klub metode Anda tak bekerja lagi. Padahal metode itu telah membuat stabil selama 35 tahun dan membuat Anda menjadi salah satu pelatih yang dihormati di Eropa. Tak bisa dipercaya," keluhnya kepada Sky Sports.

"Saya memiliki dua setengah tahun yang menakjubkan (bersama Fulham), di mana tak ada sesuatu yang negatif  dikatakan terhadap saya dan tim saya. Sekarang mungkin semua orang mengatakan hal negatif. Itu tak mengubah apa pun. Saya bekerja sama seperti yang saya lakukan tahun lalu."

"Metode saya sudah ditransferkan dari Halmstad ke Malmo, ke Orebro, ke Neuchatel Xamax, ke timnas Swiss dan banyak pekerjaan lainnya. Saya melakukan hal yang sama dan yang paling penting bagi saya adalah para pemain."

"Kami baru memperoleh enam poin dari musim yang memiliki 38 pertandingan. Saya tak bisa mengatakan, apakah kami berada di posisi 16 atau 18 saat ini. Berpikirlah realistis, jangan cela intelejensia saya dengan hal itu. Yang mengganggu saya adalah kami hanya memiliki enam poin dan saya merasa bisa mendapat lebih."

"Lalu, saya tahu laga melawan Manchester United dan Manchester City sangat sulit. Saya tahu, kami bermain dengan 10 orang melawan Arsenal juga merupakan pertandingan berat. Jadi, enam poin mungkin tak buruk," tukasnya.

Apa yang membuat Hodgson disorot sebenarnya adalah ekspektasi terhadapnya untuk mengangkat prestasi 'Si Merah'. Ingat, prestasi Liverpool musim lalu bersama Rafael Benitez jeblok, sampai-sampai mereka tak mampu masuk ke zona Liga Champions.

Benitez kemudian diberhentikan dan digantikan oleh Hodgson. Dan tugas Hodgson-lah untuk memperbaiki performa The Kop.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar